DUNIA(Catatan.ara) - Pada hari Pekan, 15 Juni 2025, dunia diguncang oleh berita dari Timur Tengah. Iran dilaporkan meluncurkan rudal balistik berpemandu terkini bernama Haj Kasem dalam suatu serbuan yang diperuntukan ke daerah Israel.
Dikutip dari video youtube Kompas.com, walaupun belum terdapat pengakuan formal dari pemerintah Iran, beberapa rekaman video yang tersebar serta laporan dari media internasional semacam Angkatan laut (AL) Jazeera menampilkan kalau senjata ini ialah generasi baru dengan keahlian lebih besar dibanding rudal- rudal lebih dahulu.
Nama" Haj Kasem" tidaklah semata- mata nama. Rudal ini diambil dari nama Jenderal Qasem Soleimani, tokoh militer berarti Iran yang tewas dalam serbuan drone Amerika Serikat pada tahun 2020. Pemilihan nama tersebut bawa pesan simbolik yang kokoh, seakan jadi wujud penghormatan sekalian pembalasan terhadap peristiwa 5 tahun silam.
Dari data yang dirilis oleh kantor kabar Tasnim, rudal ini mempunyai panjang dekat 11 m, berat dekat 7 ton, serta sanggup bawa hulu ledak sampai 1, 2 ton.
Jangkauannya juga tidak main- main—diperkirakan menggapai 1. 200 km. Teknologi yang disematkan pula terbilang mutahir, mulai dari sensor optik serta inframerah, sistem navigasi inersia, sampai keahlian maneuver dikala reentry ke suasana yang susah diduga oleh sistem pertahanan hawa.
Salah satu keunggulannya merupakan sanggup melanda tanpa tergantung pada sistem GPS, dan tahan terhadap peperangan elektronik. Apalagi dikala uji coba, rudal ini diklaim sanggup menembus sistem pertahanan hawa lawan yang besar semacam Iron Dome kepunyaan Israel serta Patriot buatan Amerika Serikat.
Dalam laporan yang sama, disebutkan kalau rudal ini meluncur dengan kecepatan Mach 11 dikala kembali ke suasana serta menghantam sasaran dengan kecepatan dekat Mach 5.
Walaupun demikian, pihak militer Israel menolak klaim tersebut. Mereka menyebut kalau sebagian besar rudal yang melanda wilayahnya dalam insiden tersebut tidaklah rudal baru, melainkan model lama yang lebih dahulu telah digunakan dalam konflik pada April serta Oktober 2024. Israel pula mengklaim sistem pertahanan mereka masih bekerja dengan baik dalam menghadang ancaman.
Tetapi, tidak sedikit analis pertahanan Barat yang mulai menyimpan atensi sungguh- sungguh pada kemajuan program rudal Iran.
Meski mereka menyangsikan sebagian klaim teknis dari pihak Iran, mereka tidak dapat mengabaikan kenyataan kalau Teheran menampilkan lompatan signifikan dalam pengembangan teknologi militer dalam sebagian tahun terakhir.
Serbuan ini membunuh paling tidak 10 orang serta melukai dekat 200 yang lain, bagi laporan sedangkan. Di tengah ketegangan yang terus bertambah, kedatangan rudal Haj Kasem dapat jadi faktor babak baru konflik di kawasan.
Banyak pihak saat ini menekan supaya diplomasi internasional lekas digalakkan kembali, demi menghindari kemampuan eskalasi militer yang lebih luas di Timur Tengah. Karena kala senjata presisi besar mulai digunakan secara operasional, resiko untuk stabilitas global jadi jauh lebih besar.
Komentar