5 Rekomendasi Buku Bacaan Tentang Kehidupan yang Menginspirasi

Sumber : Photo by Min An: Pexel

HIBURAN(Catatan.ara) - Hidup sering kali dipenuhi tantangan dan pertanyaan yang membuat kita merenung. Salah satu cara terbaik untuk memahami makna kehidupan adalah melalui buku. Buku-buku tentang kehidupan menawarkan perspektif baru, inspirasi, dan bahkan solusi atas berbagai persoalan yang kita hadapi. Artikel ini akan membahas 5 rekomendasi buku bacaan tentang kehidupan yang layak kamu baca dan renungkan.

5 Rekomendasi Buku Bacaan Tentang Kehidupan

1. "Man’s Search for Meaning" – Viktor E. Frankl

Man's Search for Meaning adalah buku yang membahas tentang makna hidup, buku ini merupakan buku inspiratif bagi kita untuk menjalani kehidupan.

Buku ini ditulis oleh seorang penyintas kamp konsentrasi Nazi dan seorang psikiater terkemuka, Viktor E. Frankl. Ia menggambarkan bagaimana manusia bisa menemukan makna bahkan dalam penderitaan paling berat sekalipun. "Man’s Search for Meaning" mengajarkan bahwa hidup bukan tentang kebahagiaan semata, tapi tentang menemukan makna yang lebih besar.

Kenapa buku ini direkomendasikan? Karna buku ini dapat menumbuhkan ketahanan mental dan membuka cara pandang baru tentang penderitaan dan harapan dalam hidup. Cocok untuk bacaan generasi muda, yang sangat dekat dengan isu kesehatan Mental

2. "The Art of Happiness" – Dalai Lama & Howard C. Cutler

Seperti judulnya, The Art of Happiness adalah buku yang mengajarkan kita seni  kebahagiaan, buku ini menuntun kita untuk menemukan arti tentang hidup bahagia di dunia.

Kolaborasi antara Dalai Lama dan psikiater Howard Cutler ini menyajikan panduan praktis untuk mencapai kebahagiaan sejati. Buku ini menggabungkan ajaran Buddhis dengan psikologi modern untuk membantu pembaca menjalani hidup yang lebih damai dan penuh makna.

Buku ini berisi wawancara langsung dengan Dalai Lama seorang tokoh besar dalam agama Buddha. Karna makna buku ini dekat dengan masyarakat, buku ini tergolong salah satu buku yang ringan untuk dibaca dan mudah dipahami oleh pembaca umum.

3. "Tuesdays with Morrie" – Mitch Albom

Jika kamu sedang mencari sebuah bacaan yang mampu menggugah perasaan dan membuatmu melihat hidup dari sudut pandang yang lebih dalam, maka Tuesdays with Morrie adalah salah satu buku yang wajib kamu baca setidaknya sekali seumur hidup. Buku ini bukan sekadar kisah antara murid dan guru; ia adalah refleksi mendalam tentang cinta, kehilangan, nilai-nilai hidup, dan apa arti menjadi manusia seutuhnya.

Buku ini ditulis oleh Mitch Albom, seorang jurnalis olahraga sukses yang hidupnya serba cepat dan penuh tekanan. Suatu hari, secara tidak sengaja ia melihat wawancara televisi tentang mantan dosennya, Morrie Schwartz, yang kala itu sedang mengidap penyakit ALS—sebuah kondisi saraf yang membuat tubuh perlahan lumpuh, tapi pikiran tetap sadar. Mitch yang dulu pernah dekat dengan Morrie, memutuskan untuk kembali menjalin komunikasi dengan gurunya. Dari situlah kisah ini bermula.

Setiap hari Selasa, Mitch mengunjungi Morrie di rumahnya. Mereka berbincang panjang lebar, tidak hanya tentang penyakit, tapi tentang kehidupan itu sendiri. Morrie, meski tubuhnya terus melemah, justru memancarkan semangat dan kebijaksanaan yang luar biasa. Ia menjadi guru terakhir Mitch—bukan guru akademik, tapi guru kehidupan.

Yang membuat Tuesdays with Morrie begitu menyentuh adalah kesederhanaannya. Tidak ada drama berlebihan atau kata-kata yang dibuat-buat. Setiap pertemuan antara Mitch dan Morrie berisi pelajaran yang sangat manusiawi—tentang cinta tanpa syarat, tentang pentingnya empati, tentang bagaimana seharusnya kita memaknai pekerjaan, dan tentu saja tentang menerima kematian sebagai bagian dari kehidupan, bukan sesuatu yang harus ditakuti.

4. "Ikigai: The Japanese Secret to a Long and Happy Life" – Héctor García & Francesc Miralles

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan, banyak orang merasa kehilangan arah dan makna. Inilah mengapa buku Ikigai menjadi begitu relevan dan dicari. 

Kata "ikigai" sendiri berasal dari bahasa Jepang, yang jika diterjemahkan secara bebas berarti "alasan untuk bangun di pagi hari" atau "alasan untuk hidup". Bukan sekadar filosofi abstrak, ikigai adalah panduan praktis dan spiritual yang membantu kita memahami tujuan sejati hidup kita.

Buku ini merupakan hasil riset mendalam dari Héctor García dan Francesc Miralles, yang mengunjungi Okinawa—sebuah pulau di Jepang yang dikenal sebagai tempat dengan populasi lansia paling sehat dan bahagia di dunia. 

Mereka bertemu langsung dengan para penduduk yang berusia di atas 90 hingga 100 tahun namun tetap aktif, bersemangat, dan hidup dengan makna. Apa rahasia mereka? Jawabannya ternyata terletak pada hidup sesuai dengan ikigai mereka.

Berbeda dengan buku motivasi kebanyakan yang cenderung bombastis dan berorientasi pada pencapaian material, Ikigai justru menawarkan pendekatan yang lebih seimbang. Ia memadukan kearifan lokal Jepang dengan pendekatan ilmiah dari dunia Barat, menjadikannya bacaan yang reflektif sekaligus informatif. 

Di dalamnya, kamu akan menemukan wawasan tentang pentingnya rutinitas, makan dengan sadar, menjaga hubungan sosial, hingga pentingnya melakukan sesuatu yang kamu cintai setiap hari—meskipun itu tampak sederhana.

5. "The Subtle Art of Not Giving a F*ck" – Mark Manson

Di tengah ledakan buku-buku self-help yang penuh motivasi manis dan afirmasi positif tanpa henti, The Subtle Art of Not Giving a F*ck hadir sebagai tamparan yang menyegarkan. Mark Manson, penulis sekaligus blogger dengan gaya bicara yang blak-blakan dan jujur, tidak menawarkan mimpi-mimpi utopis atau petuah klise. Sebaliknya, ia menyodorkan kenyataan pahit tentang kehidupan—dan justru dari situlah letak kekuatan buku ini.

Buku ini bisa dibilang sebagai semacam “anti-buku pengembangan diri,” karena tidak berusaha membuat pembaca merasa nyaman. Manson menantang gagasan bahwa kebahagiaan adalah sesuatu yang selalu bisa dikejar dengan sikap positif dan pemikiran optimistis. 

Menurutnya, hidup tidak selalu indah, dan tidak semua hal perlu dipedulikan secara berlebihan. Justru dengan menyaring hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup, kita bisa mencapai kebahagiaan yang lebih otentik.

Manson mengajak pembaca untuk menerima bahwa penderitaan adalah bagian dari hidup. Tidak ada hidup yang sempurna, dan tidak ada manusia yang selalu bahagia. Kita akan menghadapi kegagalan, kehilangan, kekecewaan, dan ketakutan. Tapi alih-alih menolaknya, Manson justru menyarankan agar kita menerima semuanya sebagai bagian dari proses menjadi manusia yang utuh.

Salah satu kekuatan utama dari buku ini adalah keberaniannya untuk merombak paradigma lama tentang kesuksesan dan kebahagiaan. Dalam era media sosial yang penuh pencitraan dan standar kebahagiaan palsu, buku ini terasa sangat relevan, terutama bagi generasi milenial dan Gen Z yang sering merasa tersesat di tengah banjir ekspektasi dan tekanan untuk selalu “bahagia” atau “berhasil”.

Buku ini juga sangat praktis. Manson tidak hanya berbicara soal teori, tapi juga memberikan contoh konkret dari pengalamannya sendiri, tokoh-tokoh sejarah, dan studi psikologi. Ia membahas tentang bagaimana membangun nilai hidup yang sehat, bagaimana menghadapi rasa takut, dan bagaimana menyikapi kegagalan dengan lebih dewasa. Bahasa yang digunakan pun santai, kadang vulgar, tapi justru membuat pesannya terasa lebih jujur dan dekat dengan realitas.

        Membaca buku tentang kehidupan bisa menjadi langkah awal untuk memahami diri sendiri dan dunia di sekitar kita. Kelima buku di atas menyajikan sudut pandang yang berbeda namun sama-sama memperkaya jiwa. 

Dari 5 buku di atas yang mana nih yang sudah kalian baca? Kalau dari 5 rekomendasi buku bacaan tentang kehidupan ini, aku yakin kebanyakan dari kalian pasti udah ga asing ya sama The Art of Happines. 

Buku yang sering banget jadi inceran para pelajar, kalian udah baca belum nih? Atau jangan-jangan cuma tau judulnya aja? Komen di kolom komerntar ya!

Komentar